Era Emas AI: Kenapa Anda Harus Berhenti Pitching ke VC

Dulu saya pikir butuh *seed round* untuk membangun sesuatu yang nyata. Tapi AI mengubah kalkulasinya. Inilah alasan mengapa *leverage* 10x dan *willingness to pay* yang tinggi berarti Anda akhirnya bisa melewatkan sirkus VC.

Era Emas AI: Kenapa Anda Harus Berhenti Pitching ke VC
Feng LiuFeng Liu
7 Desember 2025

Saya ingat saat duduk di sebuah coworking space di San Francisco tahun 2016, menatap layar pitch deck yang baru setengah jadi. Saya sudah menghabiskan tiga minggu hanya untuk mengutak-atik ukuran font dan terobsesi dengan slide "Total Addressable Market" kami. Saya tidak sedang coding. Saya tidak sedang berbicara dengan pengguna. Saya sedang mencoba meyakinkan seorang pria yang memakai rompi Patagonia agar memberi saya izin untuk membangun perusahaan saya sendiri.

Melihat ke belakang, rasanya saya ingin mengguncang diri saya yang dulu itu.

Inilah kebenaran yang tidak ada orang katakan secara gamblang: Kita sedang hidup di era terbaik sepanjang sejarah untuk bootstrapping.

Selama satu dekade terakhir, pedoman standarnya adalah: Ide → Deck → Seed Round → Build. Jika Anda tidak punya modal, Anda tidak punya perusahaan. Mempekerjakan engineer itu terlalu mahal; server memang murah, tapi talenta tidak.

Namun dalam 12 bulan terakhir, unit economics mendasar dalam membangun startup telah runtuh—dalam artian yang baik. Hambatan masuknya bukan lagi modal. Tapi keberanian.

Jika Anda membaca ini dan masih menunggu pendanaan untuk memulai, tulisan ini saya buat untuk Anda. Inilah yang saya pelajari dari pengalaman membangun langsung di medan perang AI.

1. Leverage 10x Itu Nyata (dan Menakutkan)

Semua orang sering melempar istilah "10x engineer". Dulu ini dianggap makhluk mitos—satu jenius langka yang bisa coding lebih cepat dari gabungan seluruh tim.

Hari ini, AI membuat Anda menjadi 10x engineer tersebut.

Akhir pekan lalu, saya melakukan "vibecoding" untuk membuat prototipe alat internal baru. Lima tahun lalu, ini akan menjadi pekerjaan untuk tiga orang: satu frontend dev untuk berkutat dengan CSS, satu backend dev untuk mengatur API, dan mungkin satu junior dev untuk menulis testing. Saya melakukannya sendirian, dalam dua sore, menggunakan Cursor.

Ketika saya mengatakan AI coding meningkatkan leverage, maksud saya bukan sekadar "autocomplete-nya makin bagus". Maksud saya adalah gesekan antara pikiran dan produk hampir lenyap sepenuhnya.

Dulu, biaya untuk mencoba ide yang buruk adalah $50.000 dan 3 bulan. Sekarang biayanya cuma $20 dan satu akhir pekan.

Ini mengubah hitung-hitungan dalam penggalangan dana. Mengapa harus mendilusi saham perusahaan Anda sebesar 20% untuk menyewa dua junior engineer ketika sebuah LLM bisa mengerjakan 80% pekerjaan mereka hanya dengan $20 per bulan? Anda tidak butuh runway; Anda butuh langganan asisten coding AI.

2. "Premi AI": Mengapa Pengguna Rela Membuka Dompet

Ada fenomena aneh yang sedang terjadi saat ini. Selama bertahun-tahun, dunia SaaS konsumen sangat brutal. Orang akan berpikir seribu kali hanya untuk membayar $5 per bulan demi aplikasi produktivitas.

Tapi lihatlah ruang lingkup AI.

Pengguna dengan senang hati mengeluarkan $20/bulan untuk ChatGPT Plus, $20/bulan untuk Claude, atau jauh lebih banyak untuk alat seperti Gamma atau Midjourney. Mengapa?

Karena ini bukan sekadar "software". Ini adalah pengganti tenaga kerja.

Ketika pengguna membayar Gamma untuk membuat slide deck, mereka tidak membandingkannya dengan PowerPoint (biaya: murah). Mereka membandingkannya dengan empat jam penderitaan yang dibutuhkan untuk membuat deck secara manual (biaya: mahal).

Jika produk Anda menggunakan AI untuk melakukan pekerjaan nyata—bukan hanya mengorganisir pekerjaan—kesediaan orang untuk membayar akan meroket. Saya telah melihat indie hacker meluncurkan "wrapper" sederhana yang memecahkan masalah spesifik yang menyakitkan dan mencapai $10k MRR dalam hitungan minggu.

Kita tidak lagi memperebutkan remah-remah. Jika Anda membangun sesuatu yang bisa mengembalikan waktu orang lain, pasar siap membayar harga premium saat itu juga.

3. Semuanya Bisa Dibangun Ulang (Peluang "Tombol Refresh")

Saya sering mendengar founder mengeluh, "Semua ide bagus sudah diambil orang."

Paul Graham berbicara tentang bagaimana ide startup sering kali berada tepat di depan hidung Anda tetapi terlihat membosankan. Nah, saat ini, semuanya terlihat membosankan dibandingkan dengan potensi yang bisa dicapai.

Kita berada di masa keemasan—sebuah ledakan Kambrium dalam perangkat lunak. Setiap konsep tradisional bisa dibuat ulang:

  • Excel → Spreadsheet AI yang bisa menganalisis dirinya sendiri.
  • Jira → Manajemen proyek yang benar-benar bisa memprediksi keterlambatan.
  • CRM → Alat penjualan yang menulis email dan memperbarui catatan secara otomatis.

Saya melihat sebuah produk software lawas tempo hari—alat yang digunakan oleh ribuan bisnis. Rasanya kaku, butuh input data manual, dan terlihat seperti dibangun tahun 2010. Seorang solo founder dengan alat AI modern bisa membangun ulang seluruh proposisi nilai intinya dalam sebulan dan menawarkan pengalaman yang jauh lebih baik.

Ada begitu banyak "buah yang tinggal petik" saat ini sampai-sampai Anda mungkin akan tersandung karenanya. Para pemain lama (incumbent) itu lambat. Mereka khawatir akan memakan pasar produk mereka sendiri. Anda tidak punya kekhawatiran itu.

4. Jangan Buang Waktu Mengemis Uang

Inilah jebakannya: Anda melihat peluang ini, Anda bersemangat, dan kemudian kebiasaan lama Anda muncul. Anda berpikir, "Saya perlu menggalang dana untuk menangkap peluang ini dengan cepat."

Jadi Anda berhenti coding. Anda mulai menjadwalkan ngopi-ngopi dengan investor. Anda membuat slide. Anda menunggu balasan email.

Sementara itu, orang lain—seseorang yang memutuskan untuk melewatkan roadshow VC—sedang melakukan shipping (rilis produk).

Di momen spesifik ini, kecepatan adalah satu-satunya mata uang yang berharga. Modal adalah indikator kesuksesan yang tertinggal (lagging), bukan indikator utama (leading). Dengan leverage yang diberikan AI, Anda bisa mendapatkan revenue bahkan sebelum Anda perlu meminta cek dari VC.

Naval Ravikant mengatakannya dengan sangat baik: "Kode dan media adalah leverage tanpa izin (permissionless)." AI adalah pelipatganda kekuatan pada kode tersebut.

Langkah Konkret

Jika saya harus mulai dari nol hari ini, saat ini juga, inilah tepatnya yang akan saya lakukan:

  1. Batalkan semua meeting. Berhenti mengejar investor. Jika ide Anda bagus, Anda bisa membangun MVP-nya sendiri dengan bantuan AI.
  2. Kuasai alatnya. Jadilah penyihir di Cursor, Replit, atau apapun meta saat ini. Kemampuan Anda dalam melakukan prompting ke AI adalah skill coding baru Anda.
  3. Pasang harga lebih tinggi. Jangan hargai produk AI Anda $5. Jika Anda menghemat satu jam kerja seseorang, hargai itu layaknya tenaga kerja, bukan layaknya software.
  4. Pilih ceruk yang "membosankan". Temukan proses yang masih manual dan menyakitkan. Terapkan AI. Ulangi.

Gerbang Sudah Terbuka

Sepuluh tahun yang lalu, para penjaga gerbang memegang kuncinya. Anda butuh uang mereka untuk membeli server dan menyewa tim untuk membangun sesuatu.

Hari ini, gerbang itu terbuka lebar. Penjaganya sudah pergi. Anda bisa melenggang masuk.

Jangan menunggu seseorang memberi Anda izin untuk menjadi founder. AI tidak peduli apakah Anda punya seed round atau tidak. Ia hanya menunggu prompt dari Anda.

Jadi, apa yang akan Anda bangun akhir pekan ini?

Bagikan ini

Feng Liu

Feng Liu

shenjian8628@gmail.com